Sunday, October 11, 2009

HAK UNTUK BERBAHAGIA

Sahabat-sahabat saya yang hatinya baik,

Kebahagiaan adalah hak. Dan seperti semua hak, kitalah yang diharapkan datang menjemputnya.

Di dalam maklumat mengenai hak kita bagi kehidupan yang baik - ada perintah untuk memantaskan diri bagi tingkat-tingkat kebahagiaan yang naik.

Lebih jauh, kita juga diminta untuk menerima tugas yang harus diemban oleh semua yang telah diberkati dengan kebahagiaan.

Karena,

Bersama semua hak, ada tanggung-jawab.

Dan tanggung-jawab bagi mereka yang dibahagiakan, adalah membahagiakan saudaranya.

Maka orang yang tidak ingin tertunda kebahagiaannya, dia harus mendahulukan tercapainya kebahagiaan orang lain.

………..

Sahabat terkasih,

Marilah kita terima dengan ikhlas, bahwa

Kebahagiaan adalah masalah keputusan.

Hidup yang berbahagia adalah untaian dari keputusan-keputusan untuk berbahagia, dari satu waktu ke waktu berikutnya.

Maka putuskanlah untuk berbahagia, karena dengannya semua pikiran, perasaan, dan tindakan Anda akan berfokus pada yang membahagiakan.

Tetapi, seperti semua keputusan – ia sering dikerdilkan oleh tidak cukupnya ketegasan.

Keputusan yang berdampak adalah keputusan yang tegas.

Dan ketegasan untuk berbahagia datang dari keikhlasan untuk berpihak kepada yang membahagiakan.

Maka tegaslah untuk memutuskan bahwa:

Waktu terbaik untuk berbahagia adalah sekarang.
Tempat terbaik untuk berbahagia adalah di sini.
Dan cara terbaik untuk berbahagia adalah membahagiakan orang lain.


Dan yang berikut adalah undangan bagi dia yang hampir menerima kekalahan dalam upayanya untuk menjadi pribadi yang berbahagia;

Jika kita belum mampu merasa bahagia,
marilah kita hidup dengan cara yang menjadikan kita pantas untuk berbahagia.

Karena,

Tujuan hidup kita bukanlah untuk menjadi berbahagia.

Tujuan hidup kita adalah untuk menjadi sebab bagi kebahagiaan,
bagi diri sendiri dan bagi sebanyak mungkin orang lain.


Dan yang ini sangat penting,

Sahabat-sahabat saya yang hatinya ranum bagi pemuliaan,

Marilah kita hidup untuk membahagiakan sebanyak mungkin orang lain, agar kita dijauhkan dari kecenderungan untuk berlemah diri dalam kesedihan.

Perhatikanlah,

Orang yang hidup hanya untuk dirinya sendiri – lebih mudah untuk merasa sedih dan tidak berguna.

Marilah kita melibatkan diri dalam kesibukan kemanusiaan untuk
mengeluarkan saudara kita yang terkungkung dalam kelemahan, membebaskan mereka yang terjepit dalam penderitaan,
dan menegakkan mereka yang terbongkokkan oleh kemiskinan.

Dan untuk menutup pembicaraan yang sebetulnya tidak akan bisa ditutup ini, karena keharusan untuk menjadi sebab bagi kebahagiaan saudara-saudara kita berlaku sepanjang hayat kita,
ini adalah yang dipesankan bagi kita:

Perasaan kita ditentukan oleh apa yang kita kerjakan dan yang kita hindari. Karena, tidak mungkin bagi kita untuk berbahagia dalam menghindari melakukan yang baik.

Maka janganlah hindari pikiran yang baik, perasaan yang baik, dan terutama jangan hindari tindakan yang baik.

Jika kebahagiaan hidup ini penting bagi Anda dan mereka yang Anda cintai;

Muliakanlah kehidupan, muliakan setiap jiwa yang Anda sentuh,
lalu perhatikan apa yang terjadi.

Mario Teguh
Founder | MTSuperClub | 081-211-56900 | For The Happiness Of Others | Jakarta
http://www.facebook.com/note.php?note_id=149559429404&ref=mf

*like this*

cari bahagia untuk orang lain baru diri sendiri.. =)

5 comments:

lady fana said...

sesungguhny seseorang yg mperlihatkan kepada orang2 bahwa diriny bahagia....adalah seseorang yang tidak berbahagia atau sedang mencari kebahagiaan.....

tanpa perlu diperlihatkan,,,atau ingin diketahui oleh orang lain... sesungguhny kebahagiaan itu terpancar dari segala aspek kehidupany--dalam hal ini--tulisanny..

apakah hany orang baik yg berhak berbahagia?????
nope.. i don't thing so..
stiap nafas yang telah dihembuskan ke dunia ne, berhak menjemput kbahagiaanny ^_*

mas juri said...

Hidup kadang memaksa kita untuk bersikap ini itu, melakukan ini itu, menjadi ini itu & ini itu ini itu lainnya. Sebetulnya pun kalau mau ditelaah lagi hidup tidak pernah memaksa karena hidup itu mengalir begitu saja tanpa ada yg memaksa. Kenapa kita merasa terpaksa? Menurut saya, itu karena kita terlambat berpikir atau bertindak. Kenapa bisa terlambat? Ya..mungkin kita sedang khilaf, lupa sehingga tidak peka. Kenapa bisa kita tidak peka? Trauma. Baik secara fisik maupun psikis trauma bisa membuat "radar" kepekaan kita loyo. Sebetulnya masih banyak pertanyaan yang bisa muncul & menyusul tapi kembali kepada topic. Ada yang berkeluh kesah bahwa hidup ini tidak adil, merasa tidak disayangi siapa-siapa, tidak diharapkan siapa-siapa, merasa jadi pecundang, merasa kalah, merasa putus asa, merasa tidak dicintai, patah arang, dll.

Sesekali kita merasa letih & merasa hampa itu wajar tapi kalau itu jadi suatu bagian dari kehidupan...saya rasa sudah mulai tidak wajar. Coba bergerak lebih gesit lagi, berjuang lebih keras lagi, berlaku lebih baik lagi, berpikir lebih positif lagi, berikan sesuatu yang lebih & bermakna baik untuk diri sendiri atau orang lain. Ukir & patri mimpi!! Perjuangkan!! Nyawa boleh cuma satu tapi nyali harus punya lebih dari seribu. Ketika letih...beristirahatlah dalam diam, bicaralah kpd Sang Pemilik segalanya. Ketika segala keletihan telah pupus & cukup kuat berdiri...lanjutkan kembali, berhenti mengeluh!! Hidup adalah perjalanan, kita selalu berdiri di sekian persimpangan tapi bukan berarti kita selalu terjebak dalam sekian pilihan. Ini cuma perkara apakah kita tahu kemana arah pergi dan pulang.


SEMANGAAAAAAATTTTT!!!!!

katatia said...

@ mas juri...huum...saya sangat setuju..setiap aral itu pasti ada pintu kebahagiaan yang terbuka...semangat!!!
@ mb fana...semua orang berhak untuk bahagia..

lady fana said...

setiap orang memang memiliki hak..namun apakah ia akah mperoleh hakny atau tidak, smuany bergantung dari bagaimana cara ia mperjuangkan hakny tsb..

untuk seseorang yg ingin mperoleh kbahagian dgn merenggut kbhagiaan dari orang lain...dapat dipastikan ia tidak akan mendapatkan kbahagiaan itu (kbhagiaan semu).

untuk hal ini tidak perlu dikomentari, ckup sadari dan jawab dalam hati ja..

dan skali lagi, sejatiny orang bhagia...ialah ckup dirasakan oleh diriny dan akan menginfluent ke aspek kehidupanny (mengalir "juri said).
bhw ssorang yg mgkLaim diriny "BHAGIA" bisa ja kenyataany adalah kebalikan...

katatia said...

begitulah keegoisan seseorang..tak melihat smuanya ke berbagai sisi...